by

Ini Efek kalau Sering Ganti Jenis Bahan Bakar pada Kendaraan

Ilustrasi Bahan Bakar
Ilustrasi

Di Indonesia para pengguna kendaraan roda empat dan motor, disuguhkan banyaknya jenis bahan bakar. Di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), milik Pertamina saja menyuguhkan bahan bakar dengan RON 88, 90, 92, 98 dan 100. Lalu perusahaan penyedia bahan bakar seperti Shell dan Total menyuguhkan bahan bakar dengan RON 92 dan 95.

Alhasil banyaknya pilihan jenis bahan bakar, memungkinkan para pengendara mobil atau motor yang pernah mencampur jenis bahan bakar, seperti contoh di tangki mobil atau motor terdapat bahan bakar Premium atau Pertalite lalu diisi Pertamax dengan berbagai alasan.

Baca juga:  Tips Merawat Helm Supaya Tidak Cepat Bau Apek

“Dengan mengisi bahan bakar yang berbeda, maka ukuran oktan pada bahan bakar juga berbeda,” papar Tri Yuswijayanto, tim peneliti dari PT LAPI ITB.

Kalau mengisi bahan bakar yang berbeda dalam jumlah yang banyak, misalnya Tri memberi contoh. Di tangki terisi Pertalite 5 liter, lalu diisi Pertamax 10 liter. Maka ukuran oktan bahan bakar yang di bakar diruang bakar menjadi 93.

“Angka oktan 93 itu hasil dari campuran bahan bakar yang terdapat di dalam tangki. Dengan perhitungan ukuran oktan dikali jumlah liter di dalam tangki, ditambah ukuran oktan dikali jumlah liter yang dimasukan ke dalam tangki lalu dibagi jumlah BBM yang berada di dalam tangki,” jelas Tri seperti kami kutip dari dapurpacu.

Baca juga:  Hore, Daihatsu Beri Diskon Servis untuk Mobil Taksi Online

Tri memberikankan contoh simpelnya misalnya di dalam tangki ada 10 liter Pertalite, lalu diisi Pertamax 5 liter maka itungannya 10×90+5×92:15=93.

“Nah, jadi jika mau mencampur bahan bakar, ada baiknya harus tahu jumlah liter dan jumlah ROM (oktan), karena ketika dicampur maka ukuran RON akan berubah juga, efeknya ya tinggal dihitung, kira-kira setelah dihitung ukuran oktan BBM yang terbakar di ruang bakar cocok tidak dikonsumsi kendaraan anda,” tutup Tri.