by

Pelajaran dari Kecelakaan Toyota Avanza Vs Bus yang Tewaskan Polisi

Jakarta – Kecelakaan maut terjadi di Magetan pada Selasa (27/9/2022) malam kemarin. Kecelakaan yang terjadi di Magetan ini menewaskan seorang anggota polisi.Avanza yang dikendarainya ringsek usai tertabrak bus Eka di Jalan Raya Jurusan Maospati-Ngawi, tepatnya di Desa Bayemtaman, Kecamatan Kartoharjo, Magetan. Mobil Avanza ini sempat terlempar sejauh 30 meter setelah ditabrak bus Eka.

Kasat Lantas Polres Magetan AKP Trifonia Situmorang memaparkan, insiden ini bermula saat mobil Toyota Avanza yang dikemudikan Bripka Agus Sumantri, warga Desa/Kecamatan Bendo, Magetan, melaju dari arah utara ke selatan atau dari arah Ngawi ke Maospati. Sesampainya di lokasi, Avanza mendadak bergerak ke kanan dan berpindah lajur hingga tertabrak bus Eka yang dikemudikan oleh RK (41) warga Gilang, Taman, Sidoarjo.

“Jadi saat sampai lokasi kendaraan Avanza mendadak melampaui marka jalan di sebelah kanan hingga tertabrak bus Eka berpenumpang 26 orang,” terang Trifonia dikutip detikJatim.

Usai menabrak Avanza bernopol AA 1874 VH, bus bernopol S 7553 US ini mengalami rem blong hingga melaju sejauh 300 meter dan menabrak dua sepeda motor yang terparkir di depan warung.

Akibat kecelakaan ini, pengemudi Avanza yang merupakan seorang anggota polisi Bripka Agus Sumantri meninggal dunia. Anggota Polsek Bendo, Polres Magetan ini mengalami luka patah tulang kaki kiri dan kanan, serta luka di bagian wajah. Korban meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD dr Sayidiman Magetan.

Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, ada dua kemungkinan mengapa Avanza tersebut tiba-tiba melampaui marka jalan. Pertama mungkin karena mengantuk, kedua karena menyalip.

“Menyusul pun kalau harus dilakukan tetap dengan etika. Pastikan markanya putus-putus, clear depan belakang, nyalakan lampu sign. Kenapa prosesnya seperti itu? Karena mengambil lajur milik orang lain,” kata Sony kepada detikcom, Kamis (29/9/2022).

Namun, jika berpindah lajur karena mengantuk, Sony menyebut hal itu sangat berbahaya. “Karena selain kendaraannya tidak terkontrol juga berbahaya bagi kendaraan yang ada di lajur berlawanan,” ujarnya.

Soal faktor mengantuk, Sony menyebut ada beberapa faktornya, seperti kurang tidur, lelah, terlalu lama duduk mengemudi, bosan akibat highway hypnosis, hingga faktor usia.

“Yang paling paham kemampuan, kekurangan dari tubuh kita adalah diri sendiri. Ngantuk tidak tiba-tiba menghinggap, tapi ada tanda-tanda sebelumnya. Pegal, mata perih, persepsi jarak mulai ngaco, pandangan buram sampai dengan kecepatan melambat,” kata Sony.

Jika sudah mengalami tanda-tanda itu, kata Sony, jangan berspekulasi, segera cari rest area terdekat untuk beristirahat. Berhenti sejenak untuk keluar kabin, melancarkan darah dan oksigen dengan rangsangan stretching ringan.

“Jangan pernah anggap remeh ngantuk saat mengemudi. Karena hal tersebut sama dengan mengemudi dengan mata tertutup. Kecelakaan sudah menunggu di depan,” sebutnya.